Disebutkan dalam hadits ke-25 Riyadhush Shalihin
    وعن  أبي مالك الحارث بن عاصم الأشعري رضي الله عنه قال: قا ل رسول الله صلى  الله عليه وسلم “الطهورشطر الإيمان, والحمد لله تملأ الميزان, وسبحان الله  والحمد لله تملأن أو تملأ ما بين السموات والأرض, والصلاة نور, والصدقة  برهان, والصبرضياء, والقران حجة لك أو عليك. كل الناس يغدو فبائع نفسه,  فمعتقها أوموبقها”   – رواه مسلم
Dari Abu Malik Al-Harits bin Ashim  Al-Asy’ari (semoga Allah meridhainya) berkata: Rasulullah  shallallahu’alaihi wasallam bersabda “Kesucian adalah setengah daripada  iman, dan (ucapan) ‘Alhamdulillah’ (Segala puji bagi Allah) memenuhi  timbangan, dan (ucapan) ‘Subhanallahu wa Alhamdulillah’ (Maha Suci Allah  dan Segala Puji bagi Allah) memenuhi apa yang ada diantara langit dan  bumi, dan Shalat adalah cahaya, dan Sedekah adalah bukti, dan Kesabaran  adalah Pelita, dan Al Qur’an akan menjadi hujjah (argumen) yang  membelamu atau yang menuntutmu. Setiap manusia keluar di pagi hari untuk  menjual dirinya, ada yang membebaskan dirinya dan ada yang membinasakan  dirinya” – Riwayat Muslim
Kesucian adalah sebagian dari Iman. Kata  ‘Ath-Thuhur‘ berarti kesucian manusia, dan ‘Syathru al-iman‘ berarti  setengah (sebagian) dari iman. Karena keimanan adalah membersihkan dan  menghiasai, yaitu membersihkan dari kesyirikan. Hendaknya manusia  bersuci secara jasmani, yaitu dari segala bentuk najis, dan secara  ruhani, yaitu dari segala bentuk keburukan. Maka dari itu Rasulullah  shallallahu’alaihi wasallam menjadikan kesucian setengah dari iman.
Redaksi ‘Kesucian adalah sebagian dari  Iman’ adalah redaksi yang shahih dari hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi  wasallam, sedangkan ungkapan ‘Kebersihan adalah bagian dari Iman’  bukanlah hadits yang sah
Thaharah merupakan ciri terpenting dalam  Islam yang berarti bersih dan sucinya seseorang secara lahir dan  bathin. Dalam kamus bahasa arab, thaharah berasal dari kata طهره ,  secara bahasa (etimologi) berarti membersikan dan mensucikan.[Kamus  Bahasa Arab (Jakarta: PT. Muhammad Yunus Wa Dzurriyyah, 2007), h. 241.]  Sedangkan menurut istilah (terminologi) bermakna menghilangkan hadas dan  najis.Thaharah berarti bersih dan terbebas dari kotoran atau noda, baik  yang bersifat hissi (terlihat), seperti najis (air seni atau lainnya),  atau yang bersifat maknawi, seperti aib atau maksiat. Sedangkan secara  istilah adalah menghilangkan hadats dan najis yang menghalangi  pelaksanaan shalat dengan menggunakan air atau yang lainnya.
Dengan demikian, thaharah adalah bersih  dan suci dari segala hadats dan najis, atau dengan kata lain  membersihkan dan mensucikan diri dari segala hadats dan najis yang dapat  menghalangi pelaksanakan ibadah seperti shalat atau ibadah lainnya.
A. Keutamaan Wudlu
 إِنَّ اللهَ يُحِبُّ التَّوَّابِيْنَ وَ يُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِيْنَ
Seungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertaubat dan mencintai orang-orang yang bersih (Al-Baqoroh :222)2. Sesungguhnya gurrah dan tahjil (cahaya akibat wudlu yang nampak pada wajah, kaki, dan tangan) merupakan alamat khusus ummat Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam pada hari kiamat kelak, sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:
 إِنَّ أُمَّتِي يُدْعَوْنَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ غُرًّا مُهَجَّلِيْنَ مِنْ آثَارِ الْوُضُوْءِ
“Sesungguhnya umatku dipanggil pada hari  kiamat dalam keadaan bercahaya wajah-wajah, tangan-tangan dan kaki-  kaki mereka karena bekas wudlu” (Riwayat Bukhori dan Muslim)
3. Wudlu dapat menghapuskan dosa-dosa dan kesalahan-kesalahan, sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam : مَنْ تَوَضَّأَ فَأَحْسَنَ الْوُضُوْءَ, خَرَجَتْ خَطَايَاهُ مِنْ جَسَدِهِ, حَتَّى تَخْرُجَ مِنْ تَحْتَ أَظْفَارِهِ
"Barang siapa yang berwudlu lalu  membaguskannya, maka akan keluar kesalahan-kesalahannya dari badannya  bahkan sampai keluar dari bawah kuku-kukunya". (Hadits riwayat Muslim no  245)
 4. Wudlu bisa mengangkat derajat, sebagaimana sabda Rosulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam: أَلآ أَدُلُّكُمْ عَلَى مَا يَمْحُوْ اللهُ بِهِ الْخَطَايَا, وَيَرْفَغُ  بِهِ الدَّرَجَاتِ؟ قَالُوْا : بَلَى يَا رَسُوْلَ اللهِ. قَالَ :  إِسْبَاغُ الْوُضُوْءَ عَلَى الْمَكَارِهِ وَكَثْرَةُ الْخُطَا إِلَى  الْمَسَاجِدِ وَانْتِظَارُ الصَّلاَةَ بَعْدَ الصَّلاَةِ...
 “Maukah aku tunjukan kepada kalian  sesuatu yang dengannya Allah menghapuskan kesalahan-kesalahan dan  mengangkat derajat-derajat?” Para sahabat menjawab : “Tentu, Ya  Rosulullah”, Beliau berkata : “Sempurnakanlah wudlu pada saat  keadaan-keadaan yang dibenci (misalnya pada waktu musim dingin-pent) dan  perbanyaklah langkah menuju masjid-masjid dan setelah sholat tunggulah  sholat berikutnya …”.(Hadits riwayat Muslim no 251)
5. Dengan wudlu seseorang bisa masuk surga dari pintu-pintu surga  yang dia sukai, sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam: مَا  مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ يَتَوَضَّأُ فَيُسْبِغُ الْوُضُوْءَ ثُمَّ يَقُوْلُ :  أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاََّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَ  أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسوْلُهُ, إِلاَّ فُتِحَتْ لَهُ  أبْوأبُ الْجَنَّةِ الثَّمَانِيَةُ يَدْخُلُ مِنْ أَيِّهَا شَاءَ
 "Tidak ada seorang pun dari kalian yang berwudlu lalu menyempurnakan wudlunya kemudian berkata : أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاََّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسوْلُهُ   kecuali akan dibukakan baginya pintu-pintu surga yang delapan dan dia  masuk dari pintu mana saja yang dia sukai". (Hadits riwayat Muslim,  irwaul golil no 96)
B. Hikmah Disyari’atkannya Wudlu
Inti dan ruh dari sholat adalah seorang  hamba harus sadar bahwa dia sedang berada di hadapan Allah ta'ala. Agar  pikiran bisa siap untuk itu dan bisa terlepas dari kesibukan-kesibukan  duniawi, maka diwajibkanlah wudlu sebelum sholat karena wudlu adalah  sarana untuk menenangkan dan meredakan pikiran dari kesibukan-kesibukan  duniawi untuk siap melaksanakan sholat.
Karena seseorang yang pikirannya sibuk  dengan pekerjaan-pekerjaan perdagangan, industri dan sebagainya, jika  kita katakan padanya “sholatlah!” maka dia akan merasa sulit dan berat  untuk melaksanakannya. Disinilah (nampak jelas) hikmah wudlu karena  membantu seseorang meninggalkan pikirannya yang sibuk dengan  urusan-urusan duniawi, serta wudlu memberikan waktu yang cukup untuk  memulai pikiran pada konsentrasi yang lain (yaitu sholat). (Taudlihul  ahkam 1/155)
C. Definisi WudluSecara bahasa wudlu diambil dari kata الْوَضَائَةُ yang maknanya adalah النَّظَافَةُ (kebersihan) dan الْحُسْنُ (baik) (Syarhul Mumti' 1/148)
Sedangkan secara syar'i (terminologi)  adalah "Menggunakan air yang thohur (suci dan mensucikan) pada anggota  tubuh yang empat (yaitu wajah, kedua tangan, kepala, dan kedua kaki)  dengan cara yang khusus menurut syari'at" (Al-fiqh al-Islami 1/208)
MAROJI’ :
- Nailul Author, Asy-Syaukani
 - Roudlotun Nadliah, Syaikh Sidiq Hasan Khan
 - Syarhus Sunnah, Imam Al-Bagowi
 - Irwaul Golil, Syaikh Al-Albani
 - Tamamul Minnah, Syaikh Al-Albani
 - Sifat Wudlu Nabi , Fahd bin Abdirrohman Ad-Dausi
 - Taudlihul Ahkam, Syaikh Ali Bassam
 - Al-Fiqh al-Islami, DR. Wahb Az-Zuhaili
 - Thuhurul Muslim, Syaikh Al-Qohtoni
 - Syarhul Mumti,’ Syaikh Utsaimin
 
0 komentar:
Posting Komentar